Powered By Blogger

Senin, 14 September 2009

Film Horor dan Seks

Oleh Roma Hadi Tri Susangka Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah malang roma_umm@yahoo.co.id FILM horor tengah menjamur di Indomesia. Namun, banyak film horor yang beredar di Indonesia hanya mementingkan nilai jual tanpa memperdulikan kualitas. Film bergenre horor sekarang justru menjadi genre andalan yang banyak disukai penonton Indonesia. Judul film horor di Indonesia dibuat simpel dan terkesan kurang kreatif. Banyak judul film yang diambil dari nama makhluk halus, seperti Jaelangkung, Pocong, Kuntilanak, Genderwo dan Sundel Bolong. Hal itu membuktikan bahwa makhluk halus menjadi komoditi yang sangat menguntungkan. Selain judul yang diambil langsung dari nama makhluk halus, nama tempat menjadi pilihan lain, sebut saja Lawang Sewu, Rumah Pondok Indah, Terowongan Casablangca dan lain sebagainya. Menonton film horor sah-sah saja. Walaupun menurut islam hukumnya mubah. Artinya boleh ditonton dengan catatan tidak mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ada hantu dan tayangan pembunuhan. Kalau sampai tayangan film itu mempengaruhi tindakan penonton maka hukumnya bisa haram. Film horror sangat disukai, walupun setelah menonton akan mengakibatkan rasa takut, tegang, kaget dan membuat penasaran. Film horor kini banyak dibumbui dengan adegan seks. Adegan seks pada film horor awalnya hanya dijadikan pelengkap saja, tapi lama-kelamaan adegan seks justru menjadi inti cerita. Oleh karena itu, yang menjadi pertanyaan, apakah film horor yang dijadikan inti cerita, atau justru film sekslah yang dijadikan inti ceritanya. Karena film horor kini menyajikan adegan seks secara vulgar dan sangat berlebihan. Masyarakat teutama remaja sangat menyukai film horor yang menampilkan adegan seks. Sudah banyak kasus anak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas dan hamil di luar nikah setelah sering menonton tayangan berbau seks. Remaja dapat terpengaruh tayangan berbau seks tersebut untuk ditiru dalam kehidupan sehari-harinya.. Tontonan menjadi tuntunan para remaja sekarang, Karena remaja identik dengan sikap meniru/imitasi. Masyarakat atau remaja cenderung berusaha menyamakan dirinya dengan mereka yang diidolakannya. Seperti rambut gimbal Mbah Surip yang kini banyak ditiru dan dijadikan gaya rambut masyarakat atau remaja masa kini. Penonton terutama remaja hendaknya harus pintar memilih film yang akan ditontonnya. Karena masih banyak film Indonesia yang berkualitas dan layak untuk disaksikan. Carilah tontonan yang dapat menjadi tuntunan dan dapat menambah wawasan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar