Powered By Blogger

Rabu, 07 April 2010

Peran Keluarga dalam Mendidik Anak

Oleh Roma Hadi Tri Susangka

Mahasiswa UMM




KEBIASAAN akan membentuk sebuah kepribadian. Kebiasaan mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu modal seorang anak dalam proses perkembangan kepribadiannya.
Keluarga adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku anggota keluarga dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Keluarga berperan sebagai faktor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya sebuah masyarakat.
Orangtua berkewajiban mendidik, dan membesarkan anak-anaknya agar menjadi manusia yang berkemampuan dan berguna. Setelah seorang anak kepribadiannya terbentuk, peran orangtua selanjutnya adalah mengajarkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anaknya. Pendidikan yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya adalah merupakan pendidikan yang akan selalu berjalan seiring dengan pembentukan kepribadian anak tersebut. Proses pendidikan bagi generasi muda mempunyai tiga pilar penting. Ketiga pilar itu, sekolah, masyarakat dan keluarga.
Pengertian keluarga tersebut nyata dalam peran orangtua. Di sinilah tanggung jawab orangtua untuk bisa memilah lembaga pendidikan yang baik bagi putra-putrinya dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, melalui perencanaan keuangan pendidikan. Saat ini banyak lembaga keuangan di Indonesia seperti perbankan dan asuransi yang menawarkan produk berupa tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan. Bisa sejak dari kandungan, buaian, usia balita ataupun di atasnya, agar anak terbiasa dengan hal-hal yang positif. Peran orangtua sangat penting dalam memberikan pendidikan afektif pada anak dan tidak semata-mata pendidikan kognitif saja.
Pola penyelenggaraan pendidikan nasional mengakibatkan ketiga pilar penting terpisah. Sekolah terpisah dari masyarakat atau orangtua. Peran orangtua terbatas pada persoalan dana. Orangtua dan masyarakat belum terlibat dalam proses pendidikan menyangkut pengambilan keputusan monitoring, pengawasan dan akuntabilitas. Akibatnya sekolah tidak mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan pendidikan kepada orangtua.
Anak-anak mempunyai karakteristik antara lain pertumbuhan fisik yang cepat dan matang. Semua potensi anak tersebut akan bermakna apabila dibina dan dikembangkan secara terarah sehingga mereka menjadi manusia yang memiliki keberdayaan. Tanpa bimbingan yang baik semua potensi itu tidak akan memberikan dampak positif, bahkan bisa terjadi hal yang sebaliknya yaitu menimbulkan berbagai masalah dan hambatan. Apalagi jika melihat ke depan, tantangan globalisasi makin besar, maka pembinaan pendidikan terhadap anak pun harus semakin dikuatkan.
Anak-anak harus berorientasi terhadap pandangan hidup yang bersifat positif dan aktif serta wajib menentukan dirinya sendiri, mementingkan kepuasan dari pekerjaan yang dilakukannya, berorientasi ke masa depan dan belajar merencanakan hidup secermat mungkin. Pendidikan merupakan sesuatu yang perlu mendapatkan prioritas.
Untuk melaksanakan hal itu, ada beberapa orangtua yang cenderung ekstrem, yaitu menarik dan menjauhkan anak dari semua hal yang dianggap memberi pengaruh buruk dari lingkungan. Orangtua menganggap sterilisasi merupakan cara yang terbaik dalam menjaga buah hati mereka. Padahal di sisi lain seorang anak kelak akan tumbuh dewasa dan hidup mandiri tanpa pengawasan keluarga. Anak tersebut haus sudah dapat mengatasi masalah, dan mempertahankan hidupnya sendiri.
Seorang anak pun membutuhkan sosialisasi dengan lingkungan tempat dia beraktivitas, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan dan masyarakat memiliki peran penting dalam pendidikan anak karena merupakan tempat mereka mengasah kemampuan berinteraksi sosial. Walaupun kondisi masyarakat kita kini yang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai atau pemikiran seputar metrealisme, sekulerisme, hedonisme, dan liberalisme. Hal itu menjadi tantangan besar bagi keluarga untuk mendidik anak-anaknya.

Belajar dari Sepak Bola

Roma Hadi Tri Susangka
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Malang
roma_umm@yahoo.co.id

SEPAK BOLA merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia, bahkan di Dunia. Kita sebagai pecinta sepak bola bisa menemukan banyak pelajaran positif atau hikmah dari permainan sepak bola yang dapat mengembangkan kehidupan kita sehari-hari.
Pertama, Kita harus lebih mengutamakan tim (kelompok) daripada kepentingan pribadi. tidak bersikap egois atau ingin menang sendiri, berjuang tanpa kenal lelah, tanpa putus asa, hingga tetes keringat terakhir, untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Kedua, bersikap jujur, tidak berpura-pura, atau menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, tidak terlena dengan keberhasilan yang sudah dicapai tetapi terus berusaha memberikan yang terbaik, bersikap sportif, mau mengakui dan menerima kekalahan, berani meminta maaf ketika melakukan kesalahan dan patuh pada peraturan yang berlaku.
Ketiga, saat bermain sepak bola stamina pemain harus kuat, begitu juga dalam kehidupan kita sehari-hari, stamina jiwa maupun raga kita harus kuat, bila tidak, manusia akan dihinggapi rasa putus asa dan mengeluh yang berkepanjangan bila menerima cobaan atau ujian kehidupan.
Keempat, dalam permainan sepak bola, kita juga menemukan sistem keseimbangan yang diciptakan oleh Tuhan, apa itu ? Saat bola masuk ke gawang, pada saat bersamaan, dua kubu yang berlawanan, yang satu tertawa dan tepuk tangan dengan riuhnya, karena berhasil memasukankan bola ke gawang lawan, sementara yang "kebobolan" sedih dan diam membisu.
Begitu juga saat berakhirnya suatu pertandingan Final, pada saat bersamaan, yang menang dengan menggondol piala sambil bersuka cita, sementara yang kalah, sedihnya luar bisa. Itulah sistem keseimbangan hidup dan pelajaran hidup yang dapat kita lihat dan kita pelajari dalam permainan Sepak Bola.
Waktu dalam bermain sepak bola dibatasi hanya 2 x 45 menit. Kehidupan kita pun dibatasi oleh waktu. Dan permasalahan yang akan dihadapi pasti lebih rumit dari sepakbola, walaupun, kehidupan kita tidakakan diketahui kapan akan berakhirnya. Mulailah memelihara kebaikan dengan menegakan aturan dan etika yang ada. Tegakkan aturan tersebut bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat dan negara.

Pendidikan dan Kreativitas

Roma Hadi Tri Susangka
Penerima Dana Hibah Program Kreativitas Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Malang
roma_umm@yahoo.co.id

PENDIDIKAN merupakan proses pemberdayaan pesrta didik sebagai subjek sekaligus objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Pendidikan sangat berperan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan sumber daya manusia.
Sedangkan, kreativitas merupakan tuntutan pendidikan dan kehidupan pada saat ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru. Individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya, karena mereka mampu memenuhi kebutuhan lingkungannya yang terus berubah. Individu dan organisasi yang kreatif akan mampu bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat.
Sistem belajar mengajar yang dilakukan seorang pendidik, hendaknya berpusat pada peserta didik yang telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia, yakni melalui metode PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
Namun, tidak semua pendidik dapat mengajarkan materinya melalui metode pembelajaran PAIKEM itu, terdapat pola pikir maupun sikap yang menghambat kreativitas pendidik maupun peserta didik. Tanpa pendidik yang kreatif, sulit untuk membentuk siswa yang kreatif. Dengan menyadari adanya hambatan-hambatan terhadap kreativitas, pendidik akan dapat menjadi pemimpin yang lebih kreatif yang dengan lebih efektif dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang memungkinkan pengembangan pola pikir dan sikap kreatif dalam diri siswa.
Siswa kreatif tidak hanya memiliki keunggulan yang cerdas dalam hal intelektual, tetapi juga memiliki kecerdasan emosional. Karena itu, kreativitas siswa perlu dirorong dan terus dikembangkan. Siswa yang lebih kreatif dari teman sebanyanya, biasanya akan berprestasi di kelas. Bahkan bukan tidak mungkin prestasinya juga meluas tidak semata di bidang pendidikan.
Peran guru dan orangtua dalam menumbuhkembangkan kreativitas siswa menjadi spirit terseniri. Demikian halnya dengan peran lingkungan dan pergaulan yang dipilih. Berbagai kesempatan untuk menampilkan kreativitas siswa pun harus diciptakan.
Pendidikan yang saat ini dilaksanakan di Indonesia cenderung lebih mengutamakan pengembangan kemampuan kognitif. Pendidikan pada tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, maupun pendidikan tinggi masih menunjukkan kecenderungan di atas.
Hal itu membuat para peserta didik seringkali mengalami kegagapan saat harus menyelesaikan masalah nyata, karena tidak semua masalah dapat diselesaikan secara efektif dengan menggunakan kemampuan kognitif saja. Maka kreativitas dalam dunia pendidikan seringkali menjadi syarat untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif.

Minat Baca dan Perpustakaan Sekolah

Roma Hadi Tri Susangka
Penerima Dana Hibah Program Kreativitas Mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Malang
roma_umm@yahoo.co.id

MEMBACA adalah salah satu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan, baik di tingkat dasar, menengah, maupun tinggi. Karena kegiatan membaca merupakan salah satu proses tranformasi ilmu melalui cara melihat dan memahami isi yang tertulis di dalam buku pengetahuan maupun pelajaran.
Namun di sisi lain, diakui atau tidak, minat baca siswa khususnya di negara kita masih terhitung sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari intensitas kunjungan di Perpustakaan Sekolah. Rata-rata siswa melakukan kegiatan membaca pada saat belajar saja, di luar itu sedikit sekali yang suka membaca buku lain. Ada juga yang tidak membaca sama sekali.
Hal tersebut dapat disebabkan berbagai faktor, baik secara pribadi maupun secara umum. Secara pribadi, biasanya, berkaitan dengan kurangnya motivasi dalam diri siswa untuk menanamkan bahwa membaca itu suatu kegiatan yang perlu dan bermanfaat. Secara umum, faktor yang sangat berpengaruh besar adalah lingkungan sekitar siswa yang memang jauh dari kebiasaan atau budaya membaca.
Fungsi perpustakaan menjadi berkembang sebagai tempat pemupuk minat baca. Fungsi perpustakaan bagi siswa adalah untuk memperdalam dan menelusuri berbagai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya. Penguasaan konsep dasar yang baik memudahkan siswa untuk mengaplikasikan ilmunya pada situasi dan kondisi yang lebih berkembang yang akhirnya siswa akan memiliki inisiatif, daya kreatif, sikap kritis, rasional, dan objektif.
Rendahnya minat baca sering dijadikan alasan terhadap rendahnya mutu pendidikan di Indonesia tetapi orang sering lupa faktor penyebabnya. Harga buku yang tidak terjangkau, buku-buku pelajaran disajikan dengan bahasa yang kaku, tak tersedianya tempat baca yang nyaman serta tidak adanya waktu senggang karena padatnya kurrikulum merupakan faktor penyebabnya. Hal-hal tersebut sebenarnya bisa di antisipasi dengan adanya perpustakaan yang nyaman.
Perpustakaan sebagai lembaga penunjang pendidikan nampaknya masih dianggap kurang penting. Sehingga berbagai kebijakan yang diambil oleh pihak yang berwenang selalu lebih mengutamakan pengembangan di bidang lain. Perpustakaan berada di ruang yang sangat sempit, atau seruang dengan kantor guru atau di dekat WC, atau malah tidak ada sama sekali masih merupakan pemandangan yang umum di Indonesia ini.
Begitu juga dengan pegawai yang menanganinya masih jauh untuk di sebut profesional. Guru-guru yang malas dan pegawai tata usaha yang bermasalah sering di tempatkan di perpustakaan sekolah yang mengakibatkan citra perpustakaan sebagai tempat pembuangan daripada sebagai tempat penunjang pendidikan. Tak jarang pula pegawai perpustakaan adalah orang-orang yang sangat mahal senyum dan galak sehingga menjadikan perpustakaan sekolah sebagai tempat yang angker untuk dikunjungi.
Masalah perpustakaan adalah masalah serius. Pengelolaannyapun harus serius dan terfokus. Dengan pustakawan yang profesioanal, rasa tanggung jawab dari pihak sekolah, masyarakat, dan pemerintah yang tak hanya di bibir saja, peprustakaan di Indonesiapun bisa nyaman. Dengan perpustakaan yang nyaman, minat baca generasi muda Indonesia yang di gembar-gemborkan terpuruk itu, akan naik secara drastis. Dan Indonesia akan menjadi bangsa yang cerdas dan mandiri. Perpustakaan yang nyaman belum tentu mahal tetapi memerlukan penanganan dan keterlibatan yang serius berbagai pihak untuk mendukungnya.

Olahraga dan Prestasi

Roma Hadi Tri Susangka
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Malang
roma_umm@yahoo.co.id

OLAHRAGA menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang penting dengan membuat kita mejadi sehat.
Saat ini, pembangunan olahraga di Indonesia telah memiliki payung hukum dan landasan yaitu Undang-Undang No. 3 tahun 2005 mengenai Sistem Keolahragaan Nasional (SKN). UU tersebut mengamanatkan bahwa pemberdayaan olahraga berfokus pada tiga bidang yaitu olahraga rekreasi, pendidikan dan prestasi.
Fungsi prestasi olahraga adalah. Pertama, olahraga prestasi berperan sebagai memutar roda ekonomi melalui sponsorhip yang meningkatkan motivasi atlit. Kedua, olahraga mendorong pembangunan infrastruktur seperti stadion, bandara, jalan akses, pembersihan korupsi. Tambah lagi efek positif dalam pariwisata, media dan bisnis.
Maka, membudayakan olahraga sangatlah penting. Karena berperan dalam peningkatan prestasi dan kesejahteraan rakyat. Dengan membudayakan olahraga diharapkan dapat menjadi pondasi dalam mewujudkan prestasi olahraga yang maksimal dan pemicu tumbuh kembangnya pembangunanan di sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat melalui jasa dan industri olahraga.
Seorang atlit yang berprestasi akan mustahil jika muncul tiba-tiba, diperlukan proses yang panjang, disiplin diri yang kuat, berlatih keras dan berkesinambungan sejak dini dibawah binaan dan bimbingan pelatih profesional. Untuk itu, upaya pembenahan dan penguatan pondasi olahraga masyarakat menjadi program prioritas pembangunan keolahragaan.
Masyarakat olahraga Indonesia sangat merindukan lahirnya pahlawan-pahlawan olahraga yang mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa di dunia internasional. Sebutlah nama Rudi Hartono sampai dengan era Susi Susanti di bulutangkis, roni patinasarani – bambang nurdiyansah di sepakbola, purnomo - mardi lestari di atletik, Tintus Arianto Wibowo – yayuk basuki di tenis, albert papilaya di tinju, dan banyak atlet legendaris bangsa yang berkali-kali membuat Indonesia Raya berkumandang di berbagai arena. Mereka bahkan tidak hanya mampu berbicara di ajang regional, ajang Asian Games, bahkan Olimpiade mereka pernah raih sungguh bagai bumi dengan langit.
Marilah kita kita lebih membulatkan tekad dan semangat guna mengibarkan dan mengamalkan secara konsisten panji-panji kebugaran dan kesehatan masyarakat serta prestasi olahraga Indonesia di pentas nasional maupun internasional.