Powered By Blogger

Senin, 14 September 2009

Kotak Ajaib Vs Kekerasan

Oleh Roma Hadi Tri Susangka Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang roma_umm@yahoo.co.id KOTAK AJAIB memang menjadi primadona masyarakat Indonesia. Hampir semua masyarakat dari tingkat ekonomi kelas bawah hingga atas, tak mau ketinggalan untuk memiliki benda yang satu ini. Itulah televisi yang biasa kita lihat dalam istana para konglomerat maupun gubuk-gubuk rakyat jelata. Benda ini dianggap sebagai kebutuhan primer oleh mayarakat kita sekarang. Televisi dengan tayangannya memang dapat membuat orang bahagia ataupun tertawa terbahak-bahak atau justru dapat membuat orang sedih sampai terisak-isak. Pengaruhnya sangat besar bagi pemirsa setianya. Televisi memang memiliki dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari tayangan televisi antara lain seperti menjadi sumber informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan cepat. Televisi dapat berfungsi sebagai media sosial, yakni sebagai media yang memobilisasi simpati, empati, dan dukungan terhadap berbagai persoalan kemanusiaan yang memerlukan respons masyarakat luas seperti gerakan solidaritas membantu korban bencana. Dampak negatif dari tayangan televisi antara lain adalah banyaknya kekerasan yang ditampilkan dalam banyak tayangan di televisi. Faktanya, kekerasan memang menjadi suguhan yang dihadirkan setiap hari dalam tayangan televisi. Tayangan kekerasan dilakukan oleh tayangan televisi, kepada siapa saja dan kapan saja. Faktor pendorong terjadinya kekerasan bisa berasal dari dalam diri penonton atau dari lingkungan terutama dari tayangan televisi. Jika pemenuhan terhadap naluri ini dibiarkan begitu saja, atau masyarakat selalu disuguhi dengan tayangan kekerasan, maka bisa kita bayangan kehancuran yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Banyak pelajar kita yang sekarang tidak lagi merasa bangga jika mereka berprestasi di mata pelajaran tertentu. Atau menjadi anak yang dikenal baik, suka menolong, suka memberi atau anak yang menghormati orang tua. Tapi mereka menjadi bangga jika mereka mampu menjatuhkan teman-temannya. Bahkan akan semakin bangga jika temannya tersebut sampai berdarah-darah bahkan sampai pingsan. Tidak hanya terjadi pada anak SD, secara lebih umum anak SMP, SMA, bahkan mahasiswa telah terkena trend bangga dengan kekerasan. Tapi mewakili banyaknya tindak kekerasan yang terjadi di masyarakat. Penyakit bangga dengan penyimpangan yang dilakukan telah merasuki banyak individu-individu di masyarakat. Tidak hanya pada anak-anak bahkan hingga kakek-kakek. Peran orang tua tidak akan berjalan optimal jika tidak didukung lingkungan yang kondusif baik dari lingkungan riil di masyarakat maupun media televisi. Peran pemerintah juga sangat penting disini. Orangtua harus diberikan pendidikan mengenai bagaimana cara mendidik anak yang benar. Dan harus ada sistem hukum yang tegas mengatur masalah kekerasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar