Powered By Blogger

Selasa, 27 Oktober 2009

Revolusi untuk Hemat Energi

PERUBAHAN iklim akibat pemanasan global (global warming), pemicu utamanya adalah meningkatnya emisi karbon, akibat penggunaan energi fosil (bahan bakar minyak, batubara dan sejenisnya, yang tidak dapat diperbarui). Penghasil terbesarnya adalah negeri-negeri industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, China, dan lain-lain. Ini diakibatkan oleh pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negara-negara utara yang 10 kali lipat lebih tinggi dari penduduk negara selatan. Negara-negara berkembang meski tidak besar, ikut juga berkontribusi dengan skenario pembangunan yang mengacu pada pertumbuhan. Industri penghasil karbon terbesar di negeri berkembang adalah perusahaan tambang (migas, batubara dan yang terutama berbahan baku fosil). Bahkan, Indonesia tahun ini tercatat pada rekor dunia “Guinnes Record Of Book” sebagai negara tercepat yang rusak hutannya. Listrik juga menjadi sumber energi yang paling dibutuhkan oleh masyarakat modern. Beragam peralatan modern untuk hiburan maupun untuk bekerja, membutuhkan energi ini. Kebutuhan akan energi ini selalu meningkat tiap tahunnya, sementara kemampuan pemerintah dalam menyediakan energi ini sangat terbatas. Tidak dapat dihindarkan, terjadilah krisis energi. Kegiatan pembangunan di Indonesia mengarah kepada industrialisasi, sehingga energi menjadi isu utama dan penting dalam kerangka menunjang model pembangunan tersebut. Krisis energi, terutama listrik, yang terjadi menjelang akhir abad ke-20 mengisyaratkan bahwa suplai energi listrik tidak dapat mengimbangi tingginya laju permintaan. Pertumbuhan konsumsi energi listrik sebesar 15% per tahun cukup menakjubkan di mana hal ini juga setara dengan tingkat pertumbuhan energi total secara umum, yang mencapai di atas 8% per tahun pada kurun 1965-1980, hal ini jauh di atas tingkat pertumbuhan energi negara industri sebesar 3% per tahun. Seiring dengan meningkatnya konsumsi energi maka meningkat pula permasalahan lingkungan hidup, mulai dari produksi energi (pertambangan dan proses pembuatan energi primer), transportasi (penyaluran) energi primer, produksi dan transmisi, serta distribusi energi sekunder (listrik). Pada areal pertambangan sumber energi fosil (seperti minyak bumi, batubara dan gas alam) terjadi perubahan bentang alam dan dampak terhadap lingkungan hidup yang harus menjadi perhatian. Demikian pula halnya dengan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh beroperasinya pembangkit tenaga, baik tenaga gerak maupun tenaga listrik. Jadi masing-masing dari kita dapat berbuat sesuatu sebagai bagian kepedulian kita pada lingkungan hidup. Banyak yang dapat kita lakukan. Perbanyak pengetahuan tentang bumi dan per-masalahannya dari berbagai sumber yang banyak tersedia di buku, internet, LSM lingkungan, dan lain sebagainya. Mari bersama menciptakan dunia lebih baik dengan berhemat energi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar